Pages - Menu

Jumat, 22 Oktober 2021

Bermula Dari Nol

Bermula dari Nol

Entah kebetulan atau tidak, yang pasti aku meyakini bahwa tidak ada kebetulan di dunia ini. Setiap peristiwa terjadi atas kehendak-Nya. Begitulah, saat aku mengalami dua hal yang sama persis. Berhubungan dengan tulis-menulis. Menulis dari Nol dan Ngeblog dari Nol.

Di Balik Pengalaman Menulis


Jika ada semacam "himbauan" bahwa seorang penulis sebaiknya tidak curhat di dalam tulisannya, maka aku berani mengatakan bahwa ini bukan curhatan. Tetapi healing. Ya, menulis bagiku healing.

Begitu pun, ketika menulis tentang diri sendiri lalu mengeluarkan isi hati dan pikiran berdasarkan pengalaman, jangan langsung diartikan curhatan. Atau tulisanku ini semacam testimoni, ketika menyebut beberapa kelas menulis dan nama-nama yang membuat aku terinspirasi.

Bukankah saat kita menulis sesuatu, sesungguhnya kita sedang belajar tentang kehidupan? Apalagi untuk orang yang memiliki tipe kepribadian plegmatis- melankolis dan bertemperamen ISFP seperti aku ini. 

Maka, jalan terbaik untuk mengekpresikan kesal, marah, sedih, dan arti dari cucuran airmata, salah satunya dengan menulis. Semata bentuk "defend mechanism". 
Itu yang aku lakukan sedari kecil. Menulis diari. Lalu rutin menulis di platform gratisan seperti blogspot dari tahun 2005 hingga akhir tahun 2011. (Blog Perjalanan Hidupku Curahan Hatiku)

Aku menulis apa yang ada di pikiran. Tak ada ekspektasi apa pun bahwa, tulisanku akan dilihat lalu dikomentari atau tidak oleh pembaca.

Jika kenyataannya di luar ekspektasi, tulisanku diapresiasi baik oleh blogger lain, aku semakin terpacu untuk menulis. Akhirnya sebuah passion lahir tanpa kuduga sebelumnya. Yakni menjadi penulis sesungguhnya.

Nulis dari Nol

Nol adalah titik awal perjalanan baru menuju sebuah tujuan. Begitulah. Ketika dunia literasi profesional aku mulai dari nol, tak sengaja menjadi pilihan. Itu pun setelah kebosanan di dunia nyata yang membuatku berpikir, apa yang harus aku lakukan untuk mengisi hari-hari? Bahkan ketika pandemi datang melanda negeri.

Kebosananku semakin membuncah. Tidak bisa ke luar rumah, dan tidak menghasilkan apa-apa. Menghadapi rutinitas domestik di dalam rumah yang itu-itu saja yang tidak ada habisnya. Kemudian dunia maya menjadi kegiatan rutin mengisi kesibukan. Media sosial menjadi pilihan untuk berinteraksi dan berselancar di dunia maya.


Babak baru duniaku yang lain datang setelah bertemu langsung dengan Teh Indari Mastuti, Ibu founder IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis) yang ramah, menyenangkan, dan baik hati, saat mengisi ruang sharing di masjid tempatku bermukim. Seketika naluri menulisku seperti diketuk. Ditambah pengalaman teh Indari menulis dan menghasilkan buku.

"Aku harus bisa!" Begitu tekadku waktu itu.

Prinsipku sederhana. Jika orang lain bisa, mengapa aku tidak? Paling tidak, prinsip ini yang akhirnya menjadi cambuk ketika aku merasa lelah dan jemu.

Dari teteh hebat ini aku belajar tentang perjuangan dari cara beliau menginspirasi orang banyak. Menghasilkan buku. Bisa menyeimbangkan peran dan berbagi peran dengan baik. Satu hal yang paling aku ambil hikmahnya dari isi sharing-nya adalah, tidak ada kesuksesan yang datang begitu saja, tetapi diraih dengan perjuangan, pengorbanan, dan ketekunan.
 
Sejak itulah aku mulai rutin menulis. Aku kembali membuka halaman grup IIDN di Facebook. Aku semakin mendalami dunia tulis-menulis setelah menemukan sebuah kelas belajar yang diprakarsai Ketua IIDN itu sendiri. Mbak Widyawati Yuliandari. Nulis dari Nol.

Kelas yang dimulai pada bulan Februari - Maret 2020 itu,  menuntunku sebagai penulis pemula dan bercita-cita ingin menjadi penulis sesungguhnya. 

Aku bergabung setelah  tergelitik dengan caption yang ditawarkan.

Bagaimana cara memulai karir di dunia penulisan, dan ingin menyalurkan hobi menulis tapi dengan jalan yang lebih terarah?





"Ini yang aku butuhkan!"

Aku pun menjadi peserta dari ratusan peserta yang ikut. Mengikuti semua arahan dan mengerjakan tugas yang diberikan.

Waktu terus bergulir tanpa sanggup ditahan. Semangat belajarku pun semakin tak terbendung. Hingga berlanjut pada kelas-kelas menulis di banyak tempat. Salah satunya mengikuti event tantangan menulis bersama Nderes Literasi. Sungguh ini pengalaman pertama yang semakin menajamkan kemampuan menulis. 

Aku bersyukur di awal menulis bertemu Mbak Fuatuttaqwiyah founder Nderes Literasi sekaligus Ketua Divisi Buku IIDN. Aku mengagumi kepiawaian Mbak Fu merangkai kata, diimbangi dengan pembawaan wanita Jawa yang kalem, baik, dan sholihah ini.

Sepanjang satu tahun penuh aku belajar, menulis, belajar, dan menulis. Apalagi kalau tujuannya untuk konsistensi menulis. Cara lain menulis konsisten melalui platform blogger.

Ngeblog dari Nol

Jika awal menulis aku mulai dari kelas menulis dari nol, maka di tahun ini ke-konsistensi-an menulisku terus aku pupuk melalui kelas belajar, Ngeblog dari Nol. 

Kembali menulis di blog menjadi pilihan untuk konsisten menulis dan mengekspresikan rasa yang ada di hati dan kepala. Bukan hal baru sebetulnya. Namun tak apalah jika sebutan pemula masih melekat ketika blog yang ada, aku biarkan "berjamur" dan tak aktif bertahun-tahun lamanya.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apa tujuanku kembali ngeblog? Jika sampai saat ini tak sedikit kelas menulis, tantangan menulis, dan tugas menulis yang sedang dijalani? Ah, benar saja jika sebutan maruk akan selalu melekat jika haus akan ilmu dan kesempatan, tidak pernah terlepas dariku.

Sedikit Tips untuk Blogger Pemula

Nah, berikut sedikit tips jika kalian ingin memulai ngeblog dan bingung bagaimana cara memulainya? Mungkin pengalaman pemula seperti aku ini bisa menjadi referensi. 

Untuk sementara, hanya tiga hal ini yang diperlukan bagi seorang blogger pemula.

Pertama, tentukan tujuan.
 
Seorang blogger wajib punya tujuan. Supaya apa? Supaya memiliki tujuan yang jelas, maka perjalanan ke depan lebih mudah karena sudah tahu apa yang hendak ditulis.

Kedua, siap menulis.

Aktivitas blogging tidak jauh-jauh dari yang namanya menulis. Maka, sejak punya niat untuk ngeblog, harus  menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk menulis.

Ketiga, konsisten.

Nah, ini kayaknya yang paling susah. Biasanya blogger pemula itu semangatnya menggebu-gebu hanyadi awal ngeblog. Semakin hari semakin menurun. Apalagi jika blognya tak kunjung menunjukkan perkembangan.

Jadi, merasa berat ngeblog? 
Yuk, berpikir ulang!

Bagiku tidak! Jika tujuanku lain ngeblog hanya ingin bersenang-senang. Bebas berekpresi dalam menulis. Tidak mengejar predikat penulis hebat. Apalagi mengharap akan dibanjiri puja-puji. 

Melalui aksara aku menjadi diri sendiri. Tanpa melupakan manfaat dari tulisan yang dibagi. Pembaca mendapat manfaat dan terinspirasi dari isi tulisan yang memberi faedah dan pelajaran. Namun, jika kelak berpenghasilan, kenapa tidak? Ya, kaan?

Maka, aku hepi melakukan dan mencintai apa yang aku kerjakan.

Nah, itu! 

Tulisanku ini hanya langkah awal untuk tulisan-tulisanku selanjutnya.
 
Masya Allah. 

Semoga menjadi hikmah dan inspirasi bagi yang membaca tulisanku ini, ya?

Aamiin Allahumma Aamin.

5 komentar:

  1. Maa syaa Alloh kerennya Mbak yang satu ini ����

    BalasHapus
  2. Masyaallah aku selalu tersanjung dengan support mbak say ku ini. Matur suwun mbak Ningrum. Terus jadi teman yang baik yang selalu mendukung satu sama lain ya... Izin blogroll blog nya ya?

    BalasHapus
  3. Matur suwun Mbak Ningrum. Mbak Ningrum juga gak kalah hebat. Semangat nulis dan terus belajarnya selalu keren buatku. Masya Allah.

    BalasHapus
  4. Aku juga mau bikin tulisan memulai dari nol. Rencananya hari ini mau kutulis. Eeh ... Kita kayaknya sehati. Hahaha. Maad, aku baru blogwalking nih. Hihihehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. La... kan emang dah sehati makanya selalu feeling so good. Semangat say.
      Semangaaattt. Matur suwun dah mampir ke rumah literasiku hehe 😆😍💜

      Hapus